Now Playing: Jenifer Lopez Feat Pitbul - On The Floor.mp3
Pasar Tradisional dan Mall - MY LIFE IS FULL DESIGN

MY LIFE IS FULL DESIGN

Your description goes here

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

Hello world!
Righteous Kill
Quisque sed felis

Kampus W

Kampus W
ni logo kampus w


Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Entri Populer

About Me

Foto Saya
Always in the future
Lihat profil lengkapku

Thumbnail Recent Post

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Cari Blog Ini

Saat ini bukan hanya di daerah urban saja mall tumbuh, namun juga telah merambah hingga ke daerah rural. Semakin menjamurnya mall tak pelak telah mengancam keberadaan pasar tradisional. Meski telah timbul friksi akibat pendirian mall di beberapa daerah rural karena ditentang oleh pedagang pasar tradisional, penyebaran mall tidak bisa dibendung. Mall terus berkembang karena penerimaan masyarakat sangat baik.
Ada beberapa alasan mendasar mengapa masyarakat lebih memilih berbelanja di mall ketimbang di pasar tradisional. Mall yang dilengkapi beragam fasilitas yang memberikan kenyamanan sama sekali bertolak belakang dengan pasar tradisional yang panas dan becek. Keterbatasan dana yang ada membuat pengelola pasar tidak bisa memberikan fasilitas seperti mall. Perubahan gaya hidup masyarakat juga telah memberi andil dalam membuat keberadaan pasar tradisional semakin terjepit. Label gaya hidup modern yang dilekatkan pada mall membuat masyarakat beralih belanja di mall.
Selain itu asumsi bahwa barang yang dijual di mall lebih berkualitas dibanding barang yang dijual di pasar tradisional kian memperburuk keadaan. Padahal sebenarnya pasar tradisional juga menyediakan barang berkualitas pembeli hanya dituntut untuk pandai memilih. Pembeli yang pandai memilih barang dagangan di pasar tradisional acapkali malah mendapatkan barang yang sama kualitasnya dengan yang di mall namun dengan harga yang lebih murah.
Di tengah gencarnya gempuran mall, pembangunan pasar tradisional justru semakin memperburuk keadaan pasar tradisional itu sendiri. Pembangunan pasar tradisional yang biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah tidak melibatkan stakeholder sepenuhnya. Bangunan pasar baru biasanya kurang mengakomodir kebutuhan real sehingga bukan membuat pasar tradisional semakin eksis malah makin terpuruk.
Dengan kondisi seperti sekarang ini bukan tidak mungkin suatu saat nanti pasar tradisional tidak bisa ditemui lagi. Mungkin suatu saat kita akan merindukan interaksi hangat antara penjual dan pembeli di pasar tradisional yang digantikan oleh interaksi hambar penjaga mall dan mesin penghitung. Tidak ada lagi seni tawar menawar, tidak ada lagi tumpukan bahan mentah segar berganti dengan makanan kemasan dan bahan mentah yang ada di mesin pendingin. Apakah hal seperti ini yang kita inginkan?

Leave a Reply